Strategi Pemerintah Hadapi Risiko Ekonomi Global

0

Foto: vecteezy.com

Keadaan ekonomi global terus berkembang dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini turut memengaruhi perkembangan ekonomi nasional dengan berbagai risiko yang harus dihadapi. Beberapa risiko tersebut meliputi tingginya fluktuasi harga komoditas, peningkatan suku bunga, kendala bisnis global, serta kerentanan pangan dan energi akibat perubahan iklim.

Kondisi tersebut diperkirakan akan membatasi pertumbuhan ekonomi global, yang hanya mencapai kisaran 3,2% pada tahun 2024 dan 2025. Meski demikian, perekonomian nasional menunjukkan ketahanan dan daya saing yang cukup kuat dengan tetap tumbuh pada tingkat solid sebesar 4,95% pada triwulan II tahun 2024, dilansir Gemagazine dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI (20/01/2025).

Untuk mempertahankan dan memperkuat perekonomian nasional di tengah tantangan global, pemerintah telah mengupayakan berbagai langkah strategis. Beberapa di antaranya adalah pemberian paket stimulus ekonomi, hilirisasi sumber daya alam, pelaksanaan 17 program prioritas, dan berbagai kebijakan lainnya.

Upaya Pemerintah untuk Menghadapi Tantangan Ekonomi

Pemerintah telah merilis Paket Stimulus Ekonomi pada akhir tahun 2024. Paket ini ditujukan kepada berbagai lapisan masyarakat dengan tujuan menjaga momentum daya beli masyarakat dan meningkatkan daya saing usaha.

Pemerintah menyiapkan berbagai insentif dalam Paket Stimulus Ekonomi, seperti bantuan untuk rumah tangga, masyarakat kelas menengah, UMKM, dan industri padat karya. Beberapa bentuk bantuan tersebut meliputi pemberian bahan pangan, seperti beras sebanyak 10 kg per bulan untuk 16 juta KPM (Keluarga Penerima Manfaat), diskon listrik sebesar 50% selama dua bulan, serta insentif PPN DTP untuk sektor properti, otomotif, dan PPh 21 bagi sektor padat karya.

Di samping itu, pemerintah juga mengoptimalkan program hilirisasi sebagai salah satu langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Hilirisasi telah terbukti memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Sebagai contoh, ekspor produk nikel mencapai USD 33,52 miliar pada tahun 2023. Langkah ini tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi nasional, tetapi juga memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.

Hilirisasi juga diterapkan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), seperti Gresik, Kendal, dan Galang Batang. Kawasan-kawasan tersebut berhasil meningkatkan nilai ekonomi dengan menghimpun investasi sebesar Rp82,6 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 42.930 orang.

Presiden Prabowo Subianto turut mencanangkan 17 Program Prioritas, yang mencakup swasembada pangan, energi, dan air; pencegahan serta pemberantasan korupsi; pengentasan kemiskinan; hingga perbaikan sistem pendapatan negara. Salah satu program unggulan Presiden Prabowo yang telah terlaksana adalah Makan Siang Gratis, yang mulai dilaksanakan sejak 6 Januari 2025.

Optimisme Presiden Prabowo Capai Target Pertumbuhan

Sejalan dengan berbagai upaya yang dilaksanakan, Presiden Prabowo Subianto dalam acara Munas Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia menyampaikan pandangannya mengenai prospek ekonomi Indonesia. Ia menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.

“Semakin saya mempelajari keadaan perekonomian kita, saya semakin merasa percaya diri, saya merasa optimis, saya percaya saya yakin, kita akan mencapai bahkan mungkin melebihi 8% pertumbuhan,” jelas Presiden Prabowo, dilansir Gemagazine dari Youtube Sekretariat Presiden (20/01/2025).

Optimisme Presiden Prabowo juga tercermin dalam rencana swasembada pangan, yang dirancang untuk tercapai dalam waktu empat tahun. Namun, ia mengungkapkan bahwa target tersebut dapat diraih lebih cepat dari yang direncanakan.

“Swasembada pangan kita rencanakan 4 tahun, ternyata kita akan kaget jauh sebelum 4 tahun kita sudah swasembada pangan,” jelas Presiden Prabowo.

nns/af

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *