Life Mapping Mahasiswa Baru
![](https://www.gemagazine.or.id/wp-content/uploads/2024/09/IMG_4175_11zon-1024x683.jpg)
Foto: Setya Wahyu Pradana/GEMAGAZINE
GEMAGAZINE – Kehidupan perkuliahan memang selalu menarik untuk dibahas, terutama bagi mahasiswa baru. Mapping atau biasa disebut dengan ospek menyimpan banyak tantangan dan keseruan tersendiri. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan karakter yang kuat, memiliki jiwanasionalisme, dan siap berkarya untuk masa depan yang lebihbaik.
Rangkaian kegiatan ospek ini dilakukan oleh para mahasiswa baru atau lebih dikenal maba dengan jadwal yang telah disusun oleh panitia. Kegiatan ini juga sangat identik dengan berbagai macam acara khas yang akan menjadi kenangan sendiri untuk mahasiswa. Mulai dari bisa mengetahui sistem perkuliahan, mengenal budaya yang ada di sekitar kampus, mendapatkan teman baru, dan juga mengenal para senior.
Apa itu Mapping?
Mapping adalah tahap awal bagi mahasiswa baru untuk memahami lingkungan akademik dan non-akademik kampus. Program ini bertujuan membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang sistem pembelajaran, fasilitas kampus, dan aktivitas yang mendukung pengembangan diri.
Kegiatan yang satu ini adalah pembekalan untukmempersiapkan mahasiswa baru mengikuti perkuliahan yang sebenarnya. Akan ada dosen yang mengajar materi seperti di dalam kelas perkuliahan. Umumnya, materi yang akan diajarkan berupa informasi seputar sistem akademis dan juga pengembangan kepribadian.
Mahasiswa baru umumnya juga akan diminta untuk membuat tugas baik secara pribadi maupun perkelompok. Tugas-tugas ini bertujuan melatih kreativitas maupun kedisiplinan mahasiswa baru sebelum mengikuti perkuliahan. Ketika orientasi belajar mengajar, jangan pernah sungkan untuk bertanya tentang sistem perkuliahan supaya tidak kebingungan ketika menghadapi kuliah yang sebenarnya.
Tujuan Mapping bagi Mahasiswa
Seperti yang sudah diketahui, bahwa mapping diperlukan bagi setiap orang yang memulai untuk hidup di lingkungan baru. Mapping kampus bukan hanya sekadar kegiatan mencari lokasi di dalam kampus. Kegiatan ini juga memberikan banyak manfaat bagi pengembangan diri mahasiswa baru.
Adapun tujuan utamanya dari apa itu mapping adalah untuk memperkenalkan dan mempersiapkan mahasiswa baru dalam proses transisi menjadi mahasiswa yang dewasa dan mandiri. Sederhananya dengan mapping, mahasiswa baru dilatih untuk lebih mandiri, berpikir kritis, dan memecahkan masalah.
Sintya Noer, mahasiswa baru Jurusan Administrasi Niaga, mengatakan bahwa mapping sangat penting bagi mahasiswa baru. “Pengalaman dan ilmu-ilmu yang kami dapatkan selama berlangsungnya mapping sangat berguna untuk aku dan teman-teman yang lain di kehidupan kampus besok,” kata Sintia.
Tantangan Mahasiswa Saat Mapping
Selain manfaat, mapping juga memberikan banyak tantangan. Semua maba akan mengalami culture shock. Hanya saja, setiap mahasiswa memiliki taraf kekagetan yang berbeda-beda. Terdapat berbagai macam culture shock yang akan dialami mahasiswa baru. Mulai dari makanan, pergaulan, cara berpakaian, lingkungan, bahkan semua hal di sekitar juga dapat menjadi pemicu culture shock.
Mahasiswa baru harus berpikiran terbuka untuk mempelajari hal baru di lingkungan baru, serta berdamai dengan keadaan itu. Pola pikir ini bisa meringankan beban mental ketika seseorang menghadapi kondisi yang mungkin saja tidak sesuai harapan.
Mahasiswa baru juga disarankan untuk memiliki tujuan ketika masuk kampus. Tujuan itu disederhanakan dalam bentuk beberapa target. Target tersebut dapat berupa pencapaian IPK, frekuensi belajar, dan sebagainya. Dengan memiliki tujuan, mahasiswa cenderung memiliki visi ke depan dan memiliki tekad yang tidak mudah goyah.
Harapannya, setelah mengikuti mapping, para mahasiswa baru bisa memahami sistem perkuliahan dan bisa beradaptasi dengan kehidupan kampus yang sangat cepat dan dinamis. Ada banyak sekali keuntungan yang bisa diperoleh dengan mengikuti kegiatan mapping.
(sa/az)