Fenomena Chronically Online di Kalangan Anak Muda

GEMAGAZINE – Kecanduan media sosial sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan anak muda. Media sosial kini menjadi bagian penting dalam keseharian mereka. Apalagi, menjauh dari gadget dalam waktu lama bisa membuat pengguna yang terlalu bergantung merasa jenuh dan gelisah.
Kini, hampir setiap waktu luang dihabiskan untuk scrolling media sosial. Selalu online, mengikuti semua topik viral, dan tidak pernah ketinggalan informasi yang mungkin terlihat wajar. Namun, kebiasaan itu bisa menjadi tanda bahwa seseorang sudah termasuk dalam fenomena online kronis.
Chronically online adalah istilah untuk menggambarkan seseorang yang terlalu larut dalam dunia digital hingga mengabaikan realita. Mereka terbiasa aktif setiap hari dan merasa cemas saat ketinggalan informasi baru. Perilaku ini yang membuat perhatian pada media sosial secara berlebihan hingga kehidupan nyata terabaikan.
Dampak Negatif terhadap Online Kronis
Terlalu larut dalam media sosial dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi anak muda. Dengan akses internet yang semakin luas, mereka sangat mudah terjebak dalam penggunaan media sosial yang berlebihan hingga masuk dalam kategori online. Kondisi ini sejalan dengan tingginya angka penggunaan internet di Indonesia.
Fenomena online kronis semakin sering dialami di Indonesia yang memiliki jumlah pengguna internet yang sangat besar. Konsumsi internet di Indonesia sudah mencapai 221 juta, setara dengan 79,5 persen dari total populasi Indonesia, dilansir Gemagazine dari Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Selasa (22/07/2025).
Online yang kronis dapat memicu gangguan emosional yang membuat seseorang sulit membedakan dunia digital dan dunia nyata. Banyak anak muda mengalami Fear of Missing Out (FOMO), yaitu rasa takut ketinggalan informasi yang membuat mereka gelisah saat tidak bisa mengakses media sosial. Kondisi ini juga bisa menimbulkan rasa insecure karena terlalu fokus pada kehidupan orang lain yang ditampilkan di media sosial, hingga dapat memicu stres.
Dampak negatif dari media sosial adalah menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan mendekati yang sebenarnya jauh. Interaksi tatap muka pun cenderung menurun, sementara kecanduan internet, konflik, masalah privasi, dan kerentanan terhadap pengaruh buruk semakin meningkat, dilansir Gemagazine dari website DJKN Kementerian Keuangan, Selasa (22/07/2025).
Selain mengganggu kondisi emosional, online kronis juga dapat berdampak pada kesehatan fisik. Stres yang berlangsung terus-menerus membuat tubuh lebih cepat lelah. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memicu gangguan tidur dan menurunkan produktivitas sehari-hari.
Orang yang terlalu lama di media sosial sebelum tidur adalah kebiasaan yang buruk, karena otak akan merasa segar. Hal tersebut disebabkan karena cahaya layar gadget mampu meniru sifat alami matahari yang memberi sinyal pada tubuh bahwa keadaan masih pagi, dilansir Gemagazine dari website resmi Kementrian Kesehatan, Rabu (23/07/2025).
Sisi Positif Menjadi Online Kronis
Namun, online kronis tidak sepenuhnya bersifat negatif. Orang yang sangat aktif di media sosial biasanya lebih luas wawasannya karena media sosial adalah sumber informasi yang cepat dan mudah diakses. Pengguna dapat dengan cepat mengetahui berita terbaru, tren, dan perkembangan di berbagai bidang, dilansir Gemagazine dari ANTARA News, Rabu (23/07/2025).
Sering aktif di media sosial memudahkan seseorang mendapatkan informasi dengan cakupan yang luas. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri, terutama di era digital saat informasi menjadi kunci untuk berkembang dan beradaptasi. Dengan penyebaran informasi yang begitu cepat, pengguna dapat tetap up to date terhadap berbagai perkembangan.
Media sosial juga memudahkan interaksi dengan banyak orang tanpa terhalang jarak atau waktu, terhubung dengan komunitas, serta lebih leluasa menyebarkan diri. Media sosial memberikan ruang bagi mereka untuk membangun personal branding, mengasah kreativitas, dan mendapatkan peluang kerja. Dengan penggunaan yang bijak, sisi positif aktif di media sosial dapat dimaksimalkan.
Langkah Bijak mengatur Waktu Online
Untuk menghindari dampak buruk yang kronis secara online, anak muda perlu menetapkan batasan dalam penggunaan media digital setiap harinya. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi waktu layar (screen time) melalui jadwal khusus. Selain itu, melakukan detoks digital secara berkala juga bisa membantu menjaga keseimbangan.
Detoks digital adalah upaya yang bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghentikan penggunaan perangkat digital atau media sosial dalam jangka waktu tertentu. Detoks digital memberikan kesempatan bagi otak untuk beristirahat dan memulihkan diri, yang secara tidak langsung dapat memperbaiki suasana hati dan kesehatan mental, dilansir Gemagazine dari jurnal Impacts of digital social media detox for mental health, Selasa (22/07/2025).
Selain melakukan detoks digital, penting juga untuk memperhatikan kualitas konten yang baik saat menggunakan media sosial. Memilih konten yang positif dan bermanfaat juga bisa membantu mengurangi paparan konten negatif yang berlebihan. Dengan demikian, waktu di media sosial menjadi lebih sehat dan tidak terbuang karena konten yang tidak berkualitas.
Dengan memahami dampak dari online kronis dan mengetahui cara mencegahnya, kita dapat menggunakan media sosial secara lebih sehat. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain detoks digital, mengatur waktu layar, dan lebih fokus pada dunia nyata. Langkah-langkah ini dapat membantu kita melepaskan diri dari ketergantungan berlebihan terhadap media sosial.
(pk/nh)