Green Jobs: Peluang dan Mimpi Baru Anak Muda - GEMA

Green Jobs: Peluang dan Mimpi Baru Anak Muda

IMG-20251103-WA0043

Freepik.com

GEMAGAZINE – Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan bukan lagi isu asing saat ini. Kondisi tersebut menuntut berbagai sektor untuk beradaptasi serta menyesuaikan sistem kerjanya agar lebih ramah lingkungan. Situasi ini menciptakan peluang kerja bagi anak muda untuk berkontribusi menjaga bumi melalui jenis pekerjaan yang disebut Green Jobs.

Green Jobs merupakan jenis pekerjaan yang proses kerjanya berorientasi pada prinsip ramah lingkungan. Menurut International Labour Organization (ILO), Green Jobs mencerminkan sistem ekonomi yang mampu menjaga keseimbangan alam bagi generasi masa kini dan mendatang. Munculnya Green Jobs didorong oleh menurunnya kualitas lingkungan dan berkurangnya sumber daya alam yang dapat mengancam perekonomian di masa depan, dilansir Gemagazine dari situs greenjobs.id, Minggu (26/10/2025).

Green Jobs menjadi peluang bagi generasi muda untuk bisa berkarir sambil berkontribusi bagi bumi dan masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa pekerjaan tidak selalu tentang gaji atau jabatan tinggi. Melalui Green Jobs, bekerja bisa menjadi lebih bermakna sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan dan sosial. 

Sektor dalam Green Jobs di Indonesia

Pekerjaan ramah lingkungan merupakan jenis pekerjaan yang berkontribusi langsung maupun tidak langsung terhadap perlindungan dan pemulihan alam. Di Indonesia, pekerjaan ini mencakup berbagai sektor yang berfokus pada keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. Sektor-sektor tersebut berkembang seiring meningkatnya perhatian terhadap isu perubahan iklim dan kebutuhan untuk menciptakan ekonomi yang berkelanjutan.

Ruang lingkup pekerjaan Green Jobs cukup luas, mulai dari administrasi, transportasi, teknologi, energi, hingga perumahan. Di sektor energi, misalnya, terdapat profesi seperti teknisi dan operator energi terbarukan, instalasi panel surya, hingga insinyur energi nuklir. Sementara itu, di sektor perumahan, pekerjaan meliputi arsitek, insinyur sipil, hingga ahli geologi, dilansir Gemagazine dari situs Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, Minggu (26/10/2025). 

Keberagaman profesi tersebut menunjukkan bahwa pekerjaan berorientasi lingkungan tidak hanya membuka lapangan kerja baru, tetapi juga memberi kesempatan untuk berkontribusi dalam pelestarian alam. Ciri khasnya terletak pada dampak positif terhadap ekosistem serta pemenuhan kriteria pekerjaan layak seperti upah memadai, kondisi kerja aman, dan perlindungan sosial bagi pekerja. Dengan demikian, konsep ini menjadi solusi atas persoalan lingkungan sekaligus upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Perkembangan Green Jobs di Indonesia

Perkembangan pekerjaan ramah lingkungan di Indonesia bermula dari meningkatnya kesadaran global terhadap isu perubahan iklim. Sejumlah peristiwa penting seperti Protokol Kyoto 1997, Perjanjian Paris 2015, dan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 menjadi landasan lahirnya konsep ini. Inisiatif tersebut mendorong negara-negara untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan.

Konsep Green Jobs di Indonesia berkembang seiring kebutuhan menanggulangi perubahan iklim. Pemerintah menargetkan pengurangan emisi 26–41 persen sejak 2020 dan mengintegrasikan isu iklim dalam pembangunan nasional, dilansir Gemagazine dari situs International Labour Organization, Rabu (29/10/2005).

Upaya pengembangannya di Indonesia juga didukung melalui kerja sama internasional dan berbagai program nasional. Salah satunya proyek pekerjaan hijau di Asia yang berlangsung sejak Agustus 2010 hingga Juli 2012 dengan dukungan Pemerintah Australia melalui kemitraan ILO-Australia. Proyek ini melibatkan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). 

Tantangan dalam Penerapannya di Indonesia

Meskipun prospek Green Jobs di Indonesia terlihat menjanjikan, penerapannya masih menghadapi sejumlah tantangan. Banyak pihak menganggap Green Jobs hanya berkaitan dengan lingkungan, padahal konsep ini mencakup berbagai sektor-sektor yang berorientasi pada keberlanjutan ekonomi dan sosial, dilansir Gemagazine dari situs Kementerian PPN/Bappenas, Rabu (29/10/2005). 

Selain itu, sektor hijau memerlukan tenaga kerja dengan keterampilan khusus yang belum banyak tersedia. Karena itu, penciptaan lapangan kerja semacam ini menuntut investasi besar, baik dari segi teknologi, infrastruktur, maupun pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Tanpa dukungan dana dan pelatihan yang memadai, perkembangan industrinya sulit mencapai hasil optimal.

Tantangan lainnya muncul dari minimnya insentif dan regulasi yang mampu mendorong pertumbuhan sektor berkelanjutan. Peralihan menuju pekerjaan ramah lingkungan juga berdampak pada bisnis yang masih bergantung pada praktik konvensional. Meski begitu, dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, konsep ini berpotensi besar untuk berkembang dan menjadi bagian penting dalam mewujudkan ekonomi hijau.

Lebih dari itu, Green Jobs membuka peluang bagi anak muda untuk berkarier sambil menjaga alam. Walau masih menghadapi kendala seperti keterampilan dan regulasi, sektor ini memiliki potensi besar apabila didukung oleh pemerintah dan masyarakat. Dengan kerja sama berbagai pihak, Green jobs dapat menjadi langkah nyata menuju masa depan yang berkelanjutan.

(KF)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *