Nano Banana: Pengedit Gambar Berbasis AI, Manfaat serta Tantangannya
Foto: Radhitya Adam Wisesa
GEMAGAZINE – Google kembali mengguncang dunia teknologi dengan meluncurkan inovasi baru di bidang penyuntingan gambar berbasis kecerdasan buatan (AI). Melalui model terbarunya, Gemini Nano Banana, Google DeepMind memperkenalkan fitur pengeditan gambar yang lebih cepat, presisi, dan realistis.
Nano Banana hadir di platform Gemini 2.5 Flash Image sebagai alat yang memungkinkan pengguna memodifikasi atau menciptakan gambar hanya dengan instruksi teks sederhana, dalam hitungan detik. Pengguna cukup menulis perintah seperti “Ubah latar belakang menjadi musim dingin” atau “Tambahkan api unggun di samping saya”, dan AI akan langsung memprosesnya menjadi visual baru yang tampak alami.
Menariknya, Indonesia kini menjadi negara ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India yang mendapatkan akses resmi terhadap fitur pengeditan gambar ini di Google Search, tepatnya melalui Lens dan Mode AI.
Fitur Canggih dan Manfaat Utama Nano Banana
Dilansir Gemagazine dari situs resmi blog.google.com pada Selasa (28/10/2025), Nano Banana membawa sejumlah fitur unggulan yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi sekaligus menjaga kualitas visual.
Fitur pertama adalah konsistensi gambar yang tinggi. AI ini mampu mempertahankan keutuhan visual subjek meskipun pengguna melakukan banyak perubahan, mulai dari mengganti warna pakaian, mengatur pencahayaan, hingga mengubah gaya rambut. Kedua, pengguna dapat mengedit gambar dengan prompt teks, di mana semakin jelas instruksi yang diberikan, semakin akurat pula hasil yang dihasilkan oleh sistem.
Fitur lain yang tak kalah penting adalah penanda digital SynthID. Google menyediakan watermark tak kasat mata ini untuk menandai gambar yang dihasilkan AI, sehingga membantu membedakan antara konten buatan dan foto asli. Dari sisi estetika, Nano Banana juga unggul dalam menghasilkan gambar yang halus dan natural berkat kemampuan AI-nya dalam membaca detail serta tekstur visual secara mendalam.
Tantangan Etika dan Risiko Penyalahgunaan Nano Banana
Meski menawarkan banyak kemudahan, tak dapat dipungkiri Nano Banana memiliki banyak keunggulan dan inovasi di bidang pengeditan gambar berbasis kecerdasan buatan (AI). Namun, teknologi ini juga memiliki beberapa dampak negatif dan tantangan yang perlu diperhatikan. Kemampuan AI dalam menghasilkan gambar dengan sangat realistis dapat disalahgunakan oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab sebagai alat untuk membuat konten deepfakes. Meskipun Google telah menyisipkan tanda air (watermark) SynthID untuk mendeteksi gambar AI, teknologi ini belum sepenuhnya mencegah penyalahgunaan.
Selain risiko etika, ketergantungan berlebih terhadap AI juga berpotensi melemahkan kemampuan kreatif manusia. Pengguna bisa menjadi terlalu bergantung pada otomatisasi dan kehilangan kemampuan eksploratif dalam berkreasi. Karena itu, literasi digital, kesadaran etika, serta regulasi yang tegas sangat dibutuhkan agar teknologi seperti Nano Banana dapat dimanfaatkan secara optimal tanpa mengorbankan tanggung jawab sosial dan nilai orisinalitas manusia.
(DEAR/ZHW)