Nano Banana: Pengedit Gambar Berbasis AI, Manfaat serta Tantangannya - GEMA

Nano Banana: Pengedit Gambar Berbasis AI, Manfaat serta Tantangannya

IMG-20251102-WA0043

Foto: Radhitya Adam Wisesa

GEMAGAZINE – Google kembali meluncurkan sesuatu yang menggemparkan dunia penyuntingan gambar berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Sebuah model AI terbaru bernama Gemini Nano Banana hadir sebagai inovasi dari Google DeepMind dengan menawarkan kemampuan pengeditan gambar canggih melalui sistem Gemini 2.5 Flash Image.

Nano Banana disebut sebagai model AI tercanggih Google untuk pembuatan dan pengeditan gambar. Fitur ini memungkinkan pengguna memodifikasi gambar dalam hitungan detik. Pengguna dapat mengunggah beberapa foto untuk memadukan adegan atau menggabungkan ide hanya dengan memasukkan petunjuk teks atau prompt. Misalnya, pengguna bisa mengetik instruksi seperti “Ubah latar belakang menjadi salju di musim dingin”, “Tambahkan api unggun di samping saya”, atau “Ubah gaya menjadi kartun”. AI kemudian akan memproses perintah tersebut dan menghasilkan gambar baru sesuai instruksi.

Kini fitur Nano Banana telah hadir di Google Search, menjadikan Indonesia sebagai negara ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India yang dapat memanfaatkan kemampuan pengeditan gambar melalui Lens dan Mode AI.

Fitur dan Manfaat Nano Banana

Dilansir Gemagazine dari situs resmi googleblog.com pada Selasa (28/10/2025), Nano Banana dibekali sejumlah fitur unggulan yang membuatnya menonjol di antara model AI pengedit gambar lainnya.

Fitur pertama adalah konsistensi visual yang tinggi. Nano Banana mampu mempertahankan tampilan subjek secara konsisten meski dilakukan berbagai perubahan, seperti mengganti warna pakaian, mengubah gaya rambut, atau menyesuaikan pencahayaan.

Kedua, fitur pengeditan berbasis teks atau prompt. Dengan mengetikkan perintah teks, pengguna bisa memaksimalkan hasil editing secara spesifik. Semakin jelas instruksi yang diberikan, semakin akurat hasil yang dihasilkan oleh AI.

Selanjutnya, Google juga menyematkan penanda digital tak kasat mata bernama SynthID. Fitur ini berfungsi membedakan antara gambar hasil AI dan konten asli, sebagai upaya mencegah misinformasi serta penyalahgunaan konten digital.

Terakhir, hasil gambar yang dihasilkan Nano Banana dikenal estetik dan natural. Model AI ini dirancang untuk mempertahankan detail penting pada foto, sehingga hasil akhirnya terlihat alami dan tidak tampak seperti manipulasi buatan.

Dampak Negatif dan Tantangan ke Depan

Meski menawarkan banyak keunggulan, Nano Banana juga menghadirkan sejumlah tantangan dan potensi dampak negatif. Kemampuannya dalam menghasilkan gambar yang sangat realistis membuka peluang penyalahgunaan, terutama dalam pembuatan konten deepfake atau manipulasi visual yang menyesatkan.

Google memang telah menanamkan tanda air digital SynthID untuk membantu mendeteksi gambar buatan AI. Namun, teknologi ini belum sepenuhnya mampu mencegah penyalahgunaan di ruang digital.

Selain itu, ketergantungan terhadap AI juga dikhawatirkan dapat menurunkan kemampuan dan keterampilan kreatif manusia. Oleh karena itu, kesadaran etika, literasi digital, serta regulasi yang jelas menjadi aspek penting agar teknologi ini dapat dimanfaatkan secara optimal tanpa mengorbankan tanggung jawab sosial maupun nilai kreativitas pengguna.

(ADM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *