Menakar Efek Kebijakan Tambah Kuota Bahan Bakar Minyak

IMG-20250924-WA0023

Foto: Radhitiya Adam Wisesa

GEMAGAZINE – Pasokan energi nasional menjadi perhatian utama dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terus meningkat membuat pemerintah harus mencari strategi distribusi yang lebih adaptif. Tidak hanya Pertamina, pihak swasta kini juga berperan dalam menjaga pasokan agar lebih merata dan terjangkau.

Pemerintah menyatakan bahwa pengaturan impor BBM penting untuk menjaga keseimbangan neraca perdagangan sekaligus memastikan ketersediaan energi. Menteri ESDM menyebut, mekanisme baru dilakukan dengan transparansi harga dan pengawasan bersama sehingga stok BBM aman untuk 18–21 hari mendatang, dilansir Laporan Gemagazine dari situs resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (19/09/2025)

Kebijakan ini tidak hanya bertujuan memperkuat cadangan energi, tetapi juga menjadi sinyal bahwa pemerintah membuka ruang lebih besar bagi SPBU swasta. Data resmi menunjukkan bahwa pangsa pasar BBM non-subsidi di SPBU swasta meningkat dari 11% pada tahun 2024 menjadi sekitar 15% pada pertengahan tahun 2025.

Peran Swasta dan Dampak Ekonomi

Keterlibatan swasta diharapkan dapat mengurangi beban Pertamina serta memperluas distribusi hingga ke daerah terpencil. Kolaborasi business to business (B2B) antar badan usaha menjadi kunci agar pasokan lebih efisien dan kompetitif. Jika berjalan baik, hal ini dapat menekan risiko kelangkaan sekaligus menjaga harga BBM yang lebih stabil bagi konsumen.

Dampaknya terasa langsung pada biaya transportasi dan logistik. Pasokan yang lebih terjamin akan membantu menekan inflasi sekaligus memberi kepastian biaya operasional bagi dunia usaha. Namun, risiko tetap ada, terutama terkait melemahnya harga minyak global yang dapat menekan neraca pembayaran serta nilai tukar rupiah.

Aturan Pemerintah, Pengawasan, dan Prospek Jangka Panjang

Dasar aturan resmi melalui Perpres Nomor 61 Tahun 2024 memastikan bahwa distribusi BBM dilakukan secara transparan dan adil. Pemerintah juga menempatkan pengawasan agar keterlibatan swasta tidak menimbulkan praktik monopoli. Tanpa pengawasan ketat, manfaat kebijakan ini dapat berkurang.

Ke depan, penambahan kuota BBM dapat memperkuat ketahanan energi dan memberikan stabilitas bagi sektor keuangan, asalkan diimbangi dengan diversifikasi energi. Investasi pada energi baru dan terbarukan perlu ditingkatkan agar ketergantungan terhadap BBM tidak semakin besar. Dengan demikian, kebijakan jangka pendek ini dapat menjadi pijakan bagi strategi energi nasional yang lebih berkelanjutan.

(af/as)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *