Dampak Konflik Timur Tengah terhadap Perekonomian RI - GEMA

Dampak Konflik Timur Tengah terhadap Perekonomian RI

IMG-20250703-WA0006

GEMAGAZINE – Konflik yang memuncak sejak 13 Juni 2025 antara Israel dan Iran telah memberikan dampak buruk di berbagai sektor, salah satunya adalah sektor ekonomi. Meskipun kedua negara telah melakukan gencatan senjata, tidak ada yang bisa memastikan apakah perang tersebut benar-benar telah berakhir. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk mengoptimalkan APBN sebagai instrumen mitigasi terhadap ketidakpastian global yang terus berkembang.

Salah satu dampak langsung yang dirasakan adalah kenaikan harga minyak di pasar global. Pada hari ketiga pecahnya perang, harga minyak naik lebih dari 8 persen, dari kisaran 70 dolar AS atau di bawahnya, menjadi 78 dolar AS per barel. Kenaikan ini mendekati 9 persen sebelum akhirnya terkoreksi di angka 75 dolar AS per barel, dilansir Gemagazine dari “Konferensi Pers APBN Kita edisi Juni 2025″, Sabtu (28/06/2025).

Kenaikan harga yang disebabkan oleh konflik geopolitik ini terjadi bersamaan dengan ketidakstabilan pasar global. Dampaknya terasa di berbagai aktivitas ekonomi, seperti impor, ekspor, manufaktur, hingga aliran modal.

Potensi Melemahnya Rupiah akibat Konflik Geopolitik

Adanya kemungkinan Amerika Serikat untuk bergabung dalam perang dapat memperlemah nilai tukar rupiah. Gejolak global memiliki efek signifikan terhadap mata uang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Perang di Timur Tengah mengakibatkan terganggunya rantai pasok sehingga harga komoditas cenderung terus meningkat, serupa dengan dampak perang Ukraina. Kenaikan harga tersebut berpotensi membuat bank sentral meninjau kembali arah dan kecepatan kebijakan suku bunganya, dilansir Gemagazine dari “Konferensi Pers APBN Kita edisi Juni 2025”, Sabtu (28/06/2025).

Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia per 26 Juni 2025 menunjukkan kurs rupiah berada di level Rp16.233,00 per dolar AS, menguat dari sebelumnya Rp16.292,00. Namun, apabila konflik terus berlanjut, bukan tidak mungkin rupiah akan kembali melemah.

Pengaruh Situasi Global terhadap Sumber Penerimaan Negara

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa perkembangan harga minyak dan batu bara memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap penerimaan negara. Minyak menyumbang sekitar 8 sampai 9 persen, sedangkan kontribusi batu bara turun drastis menjadi hanya 1 persen, sementara pada tahun 2022/2023 sempat mencapai 5 persen.

Komoditas lain seperti crude palm oil (CPO) juga mengalami penurunan sebesar 18 persen pada periode Januari hingga Mei 2025. Nikel pun tercatat mengalami penurunan secara bulanan sebesar 4 persen, year on year turun 12 persen, dan year to date 1,3 persen.

Sementara itu, harga tembaga menunjukkan tren yang lebih positif karena banyak digunakan dalam teknologi digital. Harga tembaga mengalami kenaikan year to date sebesar 10 persen, meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 3 persen.

Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa komoditas-komoditas tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi global, tetapi juga sangat rentan terhadap gejolak politik dan keamanan, seperti yang terjadi di Timur Tengah. Hal ini perlu diwaspadai karena merupakan faktor di luar kendali pemerintah.

Upaya Mitigasi terhadap Kondisi yang Bergejolak

Kondisi global yang memanas turut memengaruhi stabilitas negara-negara berkembang seperti Indonesia. Pemerintah harus bertindak cepat dan tepat agar perekonomian tidak semakin terpuruk.

Dalam konferensi pers APBN Kita edisi Juni 2025, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pemerintah tengah menerapkan kebijakan counter-cyclical. Kebijakan ini diharapkan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia agar bisa mendekati angka 5 persen pada tahun 2025.

Sebagai informasi, kebijakan counter-cyclical merupakan kebijakan fiskal yang bersifat berlawanan dengan siklus ekonomi. Saat perekonomian melambat, belanja negara ditingkatkan. Sebaliknya, saat perekonomian tumbuh pesat, belanja negara dikurangi, dilansir Gemagazine, dari laman resmi Kementerian Keuangan.

(af/chr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *