Svatuhari: Wadah Ekspresi Anak Muda melalui Teater

Foto: Radhitya Adam Wisesa
Gemagazine – Indonesia memiliki beragam kesenian budaya, salah satunya dapat kita temui lewat teater. Teater merupakan seni pertunjukan yang telah lama menjadi cermin kehidupan sosial dan budaya suatu bangsa. Pertunjukan ini memberi nyawa pada seni yang terlahir melalui cipta, rasa, dan karsa.
Teater masih menjadi bunga yang harum mewangi dalam industri kreatif negeri. Bagi masyarakat Indonesia, teater atau drama masih menjadi salah satu sarana hiburan. Meskipun banyak media hiburan yang berkembang saat ini, teater tetap eksis di gedung-gedung kesenian maupun komunitas teater yang mengudara di Indonesia.
Teater Svatuhari, salah satu teater yang berlokasi di Jakarta ini memiliki filosofi yang sama dengan makna ‘teater’ itu sendiri. Joseph Morris sebagai Founder teather Svatuhari menyampaikan, bahwa teater menjadi Ibu dari kesenian sehingga teater bisa mengakomodir kesenian pertunjukkan.
“Svatuhari membuka kesempatan kepada insan-insan muda melihat kesenian menjadi suatu cara untuk self awareness dan self aktualization, yang mana mereka sadar diri mereka dapat tumbuh tidak harus ke kesenian. Namun, dapat mengetahui diri mereka dapat bertumbuh dan berkontribusi dalam suatu industri ke arah yang lebih baik,” ujar Joseph ketika diwawancarai Gemagazine.
Meskipun perubahan zaman semakin cepat, Svatuhari dapat memicu antusiasme masyarakat terutama generasi muda untuk bergabung. Sanggar Svatuhari menyediakan ruang dan media bagi siapa saja untuk merasakan langsung proses berperan di atas panggung hingga di balik layar. Mereka percaya bahwa teater dapat memberikan pengalaman bermakna bagi pelaku dan penonton, serta menjadi sarana untuk memperkaya budaya dan pemahaman manusia.
Silabus Unik yang Menginspirasi
Dari sebuah bangunan kesenian di Jakarta, sejumlah anak muda tampak serius menekuni suatu emosi dan dialog yang menggema di ruang latihan teater. Mereka bukan sekadar berlatih untuk tampil, tapi juga membangun mimpi untuk menjadi pribadi yang percaya diri lewat seni peran.
Diawali dengan nama “Someday Project” dan bertransformasi menjadi Svatuhari pada tahun 2022. Pergantian nama bukan sekadar rebranding. Namun, sebagai cerminan untuk menciptakan ruang seni yang permanen dan berdampak bagi industri dan berdaya bagi generasi muda.
Teater Svatuhari bertujuan untuk memperkenalkan seni kepada masyarakat, terutama generasi muda melalui program sanggar teater yang diadakan setiap Senin selama 15 bulan. Peserta akan mengikuti silabus dan berlatih dengan pelatih yang berpengalaman dibidangnya.
Setelah menyelesaikan program pelatihan 15 bulan, peserta akan dinyatakan lulus dari teater Svatuhari. Pelatihan ini dirancang dengan silabus unik dan berciri khas. Struktur kurikulum Svatuhari diadopsi dari metode pelatihan profesional, seperti Warner Bros dan Broadway, kemudian dipadukan dengan seni tradisional dan kontemporer.
“Saya pernah tinggal di LA ngambil silabus di Warner Bros, Rinaldy (CEO and Art Director) pernah menjadi delegasi pertama antara broadway dengan indonesia, jadi dia ngambil di situ untuk silabusnya juga dan musikalitas dari music scoring dari LA, dari situlah silabus Svatuhari muncul,” Ujar Joseph Morris.
Program Latihan Menuju Panggung
Svatuhari memiliki dua program panggung yang memungkinkan muridnya tampil setelah enam bulan pertama pelatihan. Program ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan kemampuan di panggung kecil sebelum melangkah ke pentas yang lebih besar.
Latihan ini dilakukan secara terstruktur dengan materi yang disampaikan setiap minggu. Nicole selaku pelatih tari di Svatuhari, menjelaskan tentang struktur pelatihan yang diterapkan di tempat tersebut.
“Di Svatuhari materinya per minggu kalo sudah mau pementasan itu seminggu bisa 3 kali sesuai sama yang sudah dikomunikasikan,” ujar Nicole.
Selain mengajar para pemeran Svatuhari, Nicole juga menyampaikan jika Svatuhari terjadi dengan banyak sekolah di Jakarta. Salah satunya adalah sekolah Nizamia dan para pelatih Svatuhari membantu pementasan besar di sekolah tersebut.
“Svatuhari jadi mitra di sekolah-sekolah bantu untuk pementasan. Di Nizamia Andalusia jenjangnya itu SD sampai SMA dan pementasan besar di Sekolah Nizamia,” ujar Nicole.
Pada bulan terakhir program, peserta akan berpartisipasi dalam festival yang mencakup berbagai acara, seperti talkshow dan permainan, serta pementasan orisinal yang diproduksi oleh Svatuhari. Hal ini merupakan kesempatan dan langkah penting untuk membangun kepercayaan diri serta keterampilan murid Svatuhari dalam seni pertunjukan.
Dari Panggung Hingga Industri, Teater Svatuhari Mengajarkan Seni Teater Menjadi Karier
Svatuhari telah melebarkan sayapnya ke berbagai industri. Kolaborasi dengan banyak brand telah dilakukan, salah satunya kolaborasi mereka dengan IM3. Kerja sama ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis, tetapi juga membuka peluang untuk terlibat dalam industri kreatif yang lebih luas.
Sebagai sanggar teater yang berbentuk yayasan, Svatuhari memiliki struktur organisasi yang jelas dengan lima pilar utama yang mendukung berbagai program. Salah satunya, yaitu pilar edukasi dan digital mereka. Di bawah pilar ini, terdapat anggota badan pengurus harian yang berperan penting dalam pengembangan kurikulum dan pelatihan.
Program sanggar Svatuhari terbuka untuk siapa saja yang ingin mengeksplorasi seni melalui kegiatan seperti ekstrakulikuler, pementasan, dan kerja sama tim dalam konteks teater. Dengan kapasitas hingga 60 orang per batch, Svatuhari menjangkau banyak anak muda berbakat.
Svatuhari juga berbentuk perusahaan teater yang membangun ekosistem seni berkelanjutan. Dengan menjadi kepengurusan tetap dan anggota abadi mereka, yayasan ini memastikan bahwa semua program berjalan dengan baik dan terorganisir. Maka dari itu, Svatuhari berkomitmen untuk mendistribusikan lulusannya ke berbagai bidang, seperti menjadi guru di sanggar, produser, atau terlibat dalam pembuatan film pendek.
Tidak heran jika alumni Svatuhari merambah di berbagai bidang kreatif, Svatuhari tidak hanya berfungsi sebagai sanggar seni biasa, melainkan juga sebagai penyalur talenta yang berhubungan dengan industri. Svatuhari berhasil melahirkan seniman-seniman luar biasa.
“Svatuhari pun sudah banyak berkolaborasi dengan brand seperti brand selular terkenal untuk talent mereka, dan PH untuk produksi film juga dari Svatuhari,” ujar Joseph Morris.
Membangun Kepercayaan Diri dan Ekspresi melalui Teater di Svatuhari
Dibalik panggung teater yang mengungkapkan emosi dan dialog-dialog panjang, ada banyak proses yang dilalui oleh para pemain. Jatuh bangun perjalanan dan hitam putihnya teater telah dilampaui. Salah satunya Shafa, yang ikut bergabung di dunia teater bersama Svatuhari.
Shafa pertama kali memperkenalkan dunia teater sejak duduk di bangku SMA. Awalnya, ia merasa bukan seseorang yang cukup percaya diri untuk berdiri di atas panggung. Namun, pemikirannya perlahan mulai berubah seiring berjalannya waktu. Latihan hari demi hari dan interaksi hangat dengan rekan Svatuhari perlahan membuka dirinya.
“Belajar teater dari SMA dan semua orang di teater itu mengekspresikan diri dan punya kepercayaan diri, dan aku kurang di kepercayaan dirinya, jadi teater itu ngebantu untuk meningkatkan dalam hal itu,” ujar Shafa.
Bagi Shafa, panggung memang tempat untuk memikat penonton. Namun, cerita di belakang panggung tidak kalah menarik. Ia mengaku tertarik untuk mendalami pengalaman tampil dan juga pengalaman di belakang panggung.
“Kalau harapan dan tujuan aku yang ingin tercapai, ingin punya pengalaman tampil dan penampilan di belakang panggung karena kalo liat di silabus tidak hanya di depan panggung sekaligus di belakang panggung,” tuturnya.
Pengalaman Shafa bukanlah satu-satunya. Banyak cerita unik Svatuhari yang memberikan pelajaran untuk setiap peran. Melalui pendekatan dan dedikasi untuk menemukan dan memperkuat jati diri, Svatuhari tidak hanya melatih keterampilan berperan. Namun, juga menumbuhkan keberanian tampil dan menjadi diri sendiri.
Seperti teater itu sendiri, kehidupan di Svatuhari secara tidak langsung mengajarkan suatu hal. Bahwa setiap orang memiliki panggungnya masing-masing, dan setiap orang berhak untuk dilihat, didengarkan, dan diungkapkan dirinya. (aan)